Selasa, 19 Februari 2008

BAB II
RASIONALITAS AGAMA

I. Islam dan Pergumulan Budaya
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa agama Islam adalah langit yang kemudian “membumi”. Ketika masih di “langit” Islam adalah agama yang sempurna dan mutlak benar, tetapi ketika “membumi” ia mengalami proses pembudidayaan dimana ada manusia yang tidak sempurna sehingga Islam tidak lagi sebagai agama yang mutlak benar, tetapi memiliki variasi tingkat kedekatan dengan benar.


A. Nilai Budaya
Banyak definisi tentang kebudayaan, tetapi saya memilih pemandangan yang menyatakan bahwa kebudayaan adalah konsep, keyakinan, nilai dan norma, yang merumuskan apa yang bermakna dalam kehidupan. Nilai kebudayaan terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Nilai Teori
2. Nilai Ekonomi
3. Nilai Agama
4. Nilai Seni
5. Nilai Kuasa
6. Nilai Solidaritas

Selengkapnya.....

BAB II
RASIONALITAS AGAMA

I. Islam dan Pergumulan Budaya
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa agama Islam adalah langit yang kemudian “membumi”. Ketika masih di “langit” Islam adalah agama yang sempurna dan mutlak benar, tetapi ketika “membumi” ia mengalami proses pembudidayaan dimana ada manusia yang tidak sempurna sehingga Islam tidak lagi sebagai agama yang mutlak benar, tetapi memiliki variasi tingkat kedekatan dengan benar.


A. Nilai Budaya
Banyak definisi tentang kebudayaan, tetapi saya memilih pemandangan yang menyatakan bahwa kebudayaan adalah konsep, keyakinan, nilai dan norma, yang merumuskan apa yang bermakna dalam kehidupan. Nilai kebudayaan terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Nilai Teori
2. Nilai Ekonomi
3. Nilai Agama
4. Nilai Seni
5. Nilai Kuasa
6. Nilai Solidaritas


Selengkapnya.....

Rabu, 13 Februari 2008

PIDATO BAHASA INGGRIS "WHAT CAN I DO FOR MY SCHOOL"

Thanks before....

Good morning Ladies and gentlemen. Dear brothers and sisters.

Thank you for the chance given to me. I am very honoured to stand here to deliver my speech.. Firstable I want to introduce my self, my name is vina , I’m 17 years old.

Before I start my speech I want to thanks to God, because,I’m nothing without Him.

And I thanks to my parents , my teachers and I don’t forget too, my friends, because my life is empty without them.

Okay in this very nice occasion I want to talk about “ what can I do for my school?”


Let me begin by a simple statement from me, do you want to hear me??

Yes I think, because you’ve bored here, listening a lot of speech.

I will start it with the another way. Now I want to ask you.
Everyone at this school. Do you ever get a punishment?? I’m sure everyone of you ever get punishment, Include our teacher I don’t know maybe from our teachers or from our head master. When you get a punishment You didn’t like it, you’re spoiled and get angry. Then you can say “oh… I hate this school” or you can singing. Like “Cause you had a bad day You're taking one down” yes you ever do it. But that just a little thing , that cannot erased your memory. Come on close your eyes and hear my voice. Just get flashback, remember at the first time you arrived here and remember your everything that can make you happy at this school, when you’re laugh together with your friend, you feel funny and you can’t stop smiling, you’re so happy. You get a good mark and you say “horray”. Remember when you’re get down and you crying together because of love, because of your family, your friends here, accompany you, your teachers here understand you. Now open your eyes, and reliazed how can you get this precious moment? Its from our great high school. As we grow up everything can be chance,my hair, my voice, my life. But memory will not be fade from my brain, it’s there and alaways be there. We will remember many things that make us laugh and cry when we was high school students.

Now one thing that crossed my mind. What can I do for my school?

I have simple experience that expressed a little thing that I wan to do for my school. A few a days ago, this school held an even, we must clean up our class and decorated it. My friends work hard , sleep late , make some decoration and buy some ribbons to win this competititon. But when I go walk around to see the another class, I feel so sad because theres a lot of class doing almost nothing to their class. I think this competition can show how our contribution for our school, but why they not give the best?


That’s the point,what can I, what can we do for this school is giving the best and make them proud. Not just at this event but everyday in this school. So I can make a comfort place for study. Maybe now I just can spread my spirits, my smile and just can decorate my own class. But who knows, when I’m absolutely grown and be a successful woman, I can renovated this school. Make this school to be a great high school.

I think that's all I have to say now. Thank you for your
attention.

Thanks

Selengkapnya.....

Pidato Presiden George W. Bush

Sifat : Confidential
Waktu : Confidential
Tempat : Confidential

Ehm ehm…

Kepada yang terhormat Direktut CIA, FBI, Direktur Bank Dunia, ADB, IMF, CEO Haliburton, Exxon Mobil, Freeport, Bangkir2 Internasional, Dan semua yang telah membantu kami membiayai perang irak, Afganistan, serta menyebarluaskan kakuasaan Imperium global, Direktur media dan televisi CNN, ABC, NBC, yang telah membantu propaganda kita, kami ucapkan terima kasih.

Hari ini adalah hari yang sangat penting karena pada hari ini saya akan melaporkan keadaan indonesia, yang dulu kita takuti itu, sekarang sama sekali tak berdaya di hadapan kita. Karena kini tak ada satupun yang perlu kita takutkan dari negeri itu, laporan Intelejen mengatakan bahwa tak ada satupun bahaya potensial yang akan menggangu kepentingan kita di negeri itu.

Kita tidak perlu takut kepada angkatan bersenjata mereka, karena senjata yang mereka gunakan adalah kiriman dari negeri kita, lihatlah ketika kita jatuhkan embargo senjata, tentara-tentara mereka seperti maung ompong ha ha ha ha (penonton tertawa), yang lebih lucu lagi kemarin presidennya sendiri yang memelas pada kita untuk menghentikan embargo itu hahaha. (penonton tertawa).. kasihan-kasihan.Tak perlu takut pada generasi mudanya, rupanya faham materialisme, budaya konsumtif, hedonisme, individualisme, yang kita ajarkan itu lewat iklan-iklan kita, tayangan-tanyangan televisi kita, film-film kita, propaganda-propaganda kita, sudah tertanam pada hati dan pikiran sebagian besar dari mereka, jangankan memikirkan negeri atau umatnya lebih-lebih agamanya, kini mereka hanya memikirkan kesenangan diri mereka sendiri, bayangkan saja Negara semiskin itu penduduknya menempati urutan tertinggi dalam urusan berbelanja baju ke Singapura, mengalahkan jepang, australia, dan cina sekalipun. ha ha ha (penonton tertawa ).

Tak perlu takut tentang pelajar-pelajarnya, karena mahasiswa-mahasiswa terbaiknya selalu kita rekrut dan kita pekerjakan di perusahaan-perusahaan minyak atau tambang kita, dan kita menyuap mereka dengan gaji yang besarnya sama dengan loper koran di negeri kita ha ha ha. ( penonton tertawa ). Bayangkan orang-orang terbaiknya hadirin.

Tak perlu takut kepada pemimpin politik dan pejabatnya, karena sebagian besar dari mereka adalah orang yang gila jabatan dan sangat mudah untuk di suap, untuk uang dan jabatan, mereka bisa kita minta untuk melakukan apa saja sesuai keinginan kita. ha ha ha ha ( penonton tertawa ). Tunggu,tunggu, Ada kabar yang lebih menggembirakan lagi, menurut laporan Intelejen yang saya terima, bahwa di sana telah terkotak-kotak menjadi banyak kelompok dan golongan. Tiap-tiap kelompok
menjatuhkan yang lain dan mengganggap kelompoknya yang lebih baik dari yang lain, ada bibit kebencian yang besar di antara mereka yang dapat kita manfaatkan. sangat mudah bagi Intelejen kita yang berpengalaman untuk mengadu domba diantara mereka.

Hutang mereka sudah sangat besar dan hampir mustahil bisa mereka bayar, 22% APBN mereka habis untuk membayar hutang kepada kita, sehingga mengurangi anggaran pendidikan mereka, kesehatan mereka, dan pelayanan sosial mereka. Sehingga di negeri itu banyak penduduknya yang kelaparan, miskin, sakit dan tak mampu berobat, ini merupakan keuntungan bagi kita. arena semakin lama jika kondisi tidak berubah, maka akan tercipta generasi yang lemah dari negeri itu. Yang tidak akan mampu melawan kita, seperti yang selama ini kita harapkan.

Kekayaan negeri mereka hampir semuanya kita kuasai, lebih dari 96 % ladang minyak mereka telah kita miliki, tambang batu-bara, tembaga, emas, yang beroperasi di negeri itu hampir semuanya adalah milik kita. Lebih dari itu mimuman-minuman, makanan-makanan, buku-buku, walau banyak yang ngopi, komputer-komputer, software-soffware mereka, walau banyak yang ngebajak, bahkan odol dan sabun yang mereka gunakan adalah produksi perusahaan2 kita. ha ha ha (penonton tertawa),….Indonesia merupakan ladang dollar kita yang harus tetap kita pertahankan bagaimanapun caranya, 200 juta lebih penduduk negari itu merupakan konsumen bagi produk-produk perusahaan kita.

Singkat kata Indonesia telah kalah dari kita baik dari segi Ekonomi, militer, politik, budaya,Teknologi, dan lain-lain dan lain-lain. Untuk menjaga agar kondisi ini tetap berlangsung, maka saya sarankan agar lebih mengefektifkan promosi budaya
konsumtif dan hedonisme kepada mereka, kepada agen-agen CIA agar memecah belah rakyatnya, tebarkan kecurigaan dan fitnah di antara mereka,biar mereka terus berkelahi dan tidak punya waktu untuk melawan Imperialisme kita, terus rekrut generasi muda terbaiknya agar bekerja untuk perusahaan-perusahaan kita, sehingga tidak akan banyak gerakan yang menentang kita.

Sebelum mengakhiri pidato ini, saya ucapkan terima kasih atas kerja sama yang luar biasa ini, kepada seluruh pihak yang telah ikut serta membantu usaha kita, perusahaan-perusahaan Multinasional, Televisi dan Media masa, Bank Dunia, IMF, CGI, Negara-Negara sekutu, Economic Hit Man, Mafia Berkeley, yang terhormat pejabat korup indonesia. Dan lain-lain, dan lain-lain.

Sekian dan terima kasih.
President USA


Selengkapnya.....

PIDATO SBY DALAM PEMAKAMAN MANTAN PRESIDEN SOEHARTO

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.

Hadirin sekalian yang saya muliakan.
Segenap rakyat Indonesia di manapun berada,
Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun. Dengan penuh rasa duka yang amat dalam, pada hari ini, kita semua, seluruh rakyat Indonesia berkabung atas wafatnya Jenderal Besar TNI (Purn) Haji Muhammad Soeharto, Presiden Republik Indonesia ke-2. Almarhum telah berpulang ke rahmatullah dengan tenang, pada hari Minggu, tanggal 27 Januari 2008, pukul 13.10 WIB di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta.

Kita telah kehilangan salah seorang putera terbaik bangsa, seorang pejuang setia, prajurit sejati, dan seorang negarawan terhormat.

Kita hadir di sini, di Pemakaman Keluarga Astana Giribangun, Karanganyar, untuk memberikan penghormatan terakhir melalui upacara kenegaraan. Upacara ini kita selenggarakan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan dari negara dan pemerintah atas jasa, dharma bakti, serta pengabdian almarhum kepada negara dan bangsa semasa hidupnya.

Kita sama-sama mengetahui, almarhum, yang dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 8 Juni 1921, sepanjang hayatnya diabdikan untuk bangsa dan negara. Almarhum telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer, politik dan pemerintahan. Sejarah mencatat, ketika terjadi Revolusi Fisik pada tahun 1945-1949, Almarhum aktif berjuang mengusir penjajah untuk menegakkan dan mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara, yang masih berusia muda. Sejarah juga mencatat sebuah perjuangan yang paling monumental, yaitu ketika Almarhum bersama para pejuang lainnya melakukan “Serangan Umum 1 Maret” Tahun 1949 dan berhasil menduduki kota Yogyakarta. Peristiwa penting itu memberikan bobot dan kekuatan tersendiri pada diplomasi kita, yang berujung pada pengakuan kedaulatan Republik Indonesia.

Pasca revolusi fisik, yaitu pada tahun 1962, ketika bangsa ini tengah memperjuangkan Pembebasan Irian Barat, almarhum kembali memenuhi panggilan negara untuk menunaikan tugas mulia sebagai Panglima Komando Mandala. Sejarahpun telah mengabadikan peristiwa besar ini sebagai paduan dari upaya diplomasi dan militer yang berhasil.

Pada tahun 1965, ketika bangsa kita kembali diuji oleh peristiwa G30-S PKI, almarhum kembali tampil mengemban tugas untuk menyelamatkan keutuhan negara, keutuhan bangsa serta melaksanakan pemulihan keamanan dan ketertiban.

Pada masa pemerintahan almarhum yaitu sejak diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia pada tanggal 27 Maret 1968, Almarhum secara gigih memimpin pembangunan nasional, yang bertumpu pada Trilogi Pembangunan yaitu stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan. Sejumlah prestasi dan keberhasilan telah dicapai oleh pemerintahan yang Almarhum pimpin, yang pada hakikatnya mengantarkan bangsa Indonesia setapak demi setapak menjadi bangsa yang makin maju dan makin sejahtera.

Hadirin yang saya muliakan,
Dengan jujur dan hati yang bersih kita patut mengakui begitu banyak jasa yang telah almarhum berikan pada bangsa dan negara. Namun kita juga menyadari bahwa sebagai manusia biasa dan juga layaknya seorang pemimpin, almarhum tentulah tidak luput dari kekhilafan dan kekurangan. Tidak ada manusia, umat hamba Allah yang sempurna di dunia ini. Untuk itu, marilah kita sebagai bangsa yang berjiwa besar, dengan tulus mengucapkan terima kasih serta memberikan penghormatan dan peng-hargaan yang tinggi atas dharma bhakti dan pengabdian almarhum pada bangsa dan negara.

Pada kesempatan yang penting ini, saya juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mendoakan almarhum, semoga di tempatkan di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT sesuai dengan perjuangan, pengorbanan dan amal ibadahnya. Kepada keluarga almarhum yang ditinggalkan, kita mendoakan semoga Allah SWT senantiasa memberikan ketabahan dan kesabaran, serta dapat menerima kepergian almarhum dengan ikhlas dan tawakal.

Akhirnya, dengan memohon ridho Allah SWT, marilah kita lepas kepergian almarhum menghadap Sang Khaliq, dengan tenang. Marilah pula kita panjatkan doa, semoga Allah SWT menerima amal ibadahnya dan mengampuni segala dosa-dosanya. Selamat jalan Bapak Pembangunan, semoga berada dengan tenang di sisi Allah SWT.

Terima kasih
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Karanganyar, 28 Januari 2008
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Selengkapnya.....

Pers yang bebas dan bertanggung jawab sesuai kode etik

Selama ini banyak orang — terutama kaum awam — yang menduga, mengira atau menganggap (karena tidak tahu) bahwa pers adalah lembaga yang berdiri sendiri, tidak terkait dengan masyarakat. Dalam anggapan seperti itu, seorang wartawan atau jurnalis hanyalah seorang buruh yang bekerja di perusahaan pers berdasarkan assignment atau penugasan redaksi. Tak ubahnya seorang tukang yang bekerja sekedar untuk mencari sesuap nasi – tanpa rasa tanggung jawab moral terhadap profesi dan masyarakat. Pastilah ia tidak mengerti hakikat kebebasan pers, atau bahkan mengira bahwa kebebasan pers merupakan “hak kebebasan bagi pers dan wartawan.”Padahal, media pers (cetak, radio, televisi, online – selanjutnya disebut media atau pers) sesungguhnya merupakan kepanjangan tangan dari hak-hak sipil publik, masyarakat umum, atau dalam bahasa politik disebut rakyat. Dalam sebuah negara yang demokratis, di mana kekuasaan berada di tangan rakyat, publik punya hak kontrol terhadap kekuasaan agar tidak terjadi penyalah gunaan kekuasaan. Hal itu sebagaimana adagium dalam dunia politik yang sangat terkenal, yang diangkat dari kata-kata Lord Acton, sejarawan Inggris (1834 – 1902), “The power tends to corrupt, the absolute power tends to absolute corrupt” (Kekuasaan cenderung korup, kekuasaan yang mutlak cenderung korup secara mutlak). Sebagai konsekwensi dari hak kontrol tersebut, segala hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak (publik, rakyat) harus dapat diakses (diinformasikan, diketahui) secara terbuka dan bebas oleh publik, dalam hal ini pers.

Dalam kondisi seperti itulah dibutuhkan pers yang secara bebas dapat mewakili publik untuk mengakses informasi. Dari sinilah bermula apa yang disebut “pers bebas” (free press) atau “kebebasan pers” (freedom of the press) sebagai syarat mutlak bagi sebuah negara yang demokratis dan terbuka. Begitu pentingnya freedom of the press tersebut, sehingga Thomas Jefferson, presiden ketiga Amerika Serikat (1743 – 1826), pada tahun 1802 menulis, “Seandainya saya diminta memutuskan antara pemerintah tanpa pers, atau pers tanpa pemerintah, maka tanpa ragu sedikit pun saya akan memilih yang kedua.” Padahal, selama memerintah ia tak jarang mendapat perlakuan buruk dari pers AS. Mengapa kebebasan pers sangat penting dalam sebuah negara demokratis? Sebab, kebebasan pers sesungguhnya merupakan sarana bagi publik untuk menerapkan hak-hak sipil sebagai bagian dari hak asasi manusia. Salah satu hak sipil itu ialah hak untuk mengetahui (the right to know) sebagai implementasi dari dua hak yang lain, yaitu kebebasan untuk berbicara atau berpendapat (freedom to speech) dan kebebasan untuk berekspresi (freedom to expression). Dengan demikian, kebebasan pers bukanlah semata-mata kepentingan pers (sekali lagi: kebebasan pers bukanlah semata-mata kepentingan pers), melainkan kepentingan publik. Namun, karena publik tidak mungkin mengakses informasi secara langsung, maka diperlukanlah pers sebagai “kepanjangan tangan” atau “penyambung lidah.”
Untuk pertama kalinya dalam sejarah pers Indonesia, kebebasan pers baru diakui secara konstitusional setelah 54 tahun Indonesia merdeka secara politik, yaitu dalam UU Nomor 40/1999 tentang Pers. Meskipun demikian, pengertian kebebasan pers belum dimengerti secara merata oleh publik Indonesia. Bahkan para pejabat dan kalangan pers sendiri pun – yang mestinya lebih mengerti – masih ada yang kurang faham mengenai makna dan pengertrian kebebasan pers yang sesungguhnya.
Oleh karena mengemban tugas luhur dan mulia itulah, pers yang bebas juga harus memiliki tanggung jawab – yang dirumuskan dalam naskah Kode Etik Jurnalistik atau Kode Etik Wartawan Indonesia sebagai “bebas dan bertanggung jawab.” Belakangan, pengertian “bebas” menjadi kabur – terutama di zaman pemerintahan Presiden Soeharto — gara-gara sikap pemerintah yang sangat represif, sementara pengertian “bertanggung jawab” dimaknai sebagai “bertanggung jawab kepada pemerintah.” Padahal, yang dimaksud dengan bebas ialah bebas dalam mengakses informasi yang terbuka; sementara yang dimaksud dengan bertanggung jawab ialah bertangung jawab kepada publik, kebenaran, hukum, common sense, akal sehat.
Jika posisi pers benar-benar ideal, yaitu “bebas dan bertanggung jawab” – sebuah rumusan ala Indonesia yang menurut saya sangat tepat – maka pers dapat berposisi sebagai “anjing penjaga” (watch dog) sehingga hak-hak rakyat terlindungi, sementara pemerintah tidak menyalah-gunakan kekuasaan secara sewenang-wenang. Begitu penting dan idealnya posisi pers dalam sebuah negara yang demokratis, sehingga kedudukannya disamakan dengan the fourth estate (kekuasaan ke empat) yang dianggap sejajar dengan tiga pilar demokrasi yang lain yaitu lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Sekali lagi, kebebasan pers bukanlah semata-mata kepentingan pers itu sendiri, melainkan kepentingan publik, kepentingan rakyat banyak. Namun, oleh karena publik tidak mungkin bisa mengakses informasi secara langsung – walaupun sebenarnya boleh, karena merupakan salah satu hak sipil – maka diperlukanlah pers. Yakni pers yang bebas. Bukan bebas dalam arti kata “semaunya sendiri” melainkan mebas mengakses informasi, beban meliput, bebas menulis dan menyatakan pendapat – dengan catatan harus bertanggung jawab. Dengan demikian, pers tiada lain adalah “kepanjangan tangan” atau “penyambung lidah” atau “pembawa amanah” dari hak-hak sipil atau hak-hak demokrasi. Oleh karena mengemban tugas luhur itulah, sekali lagi, pers harus bebas tapi bertanggung jawab.
Sejak semula, jati diri dan mission pers (yang ideal) sesungguhnya ialah sebagai alat bagi kepentingan orang banyak untuk melakukan social control terhadap kekuasaan secara bebas, terbuka, jujur, bertanggung jawab, sebagai watch dog alias anjing penjaga terhadap hal-hal yang dianggap menyeleweng dari nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Namun, lama kelamaan (sebagian) pers menjadi alat bagi kepentingan salah satu golongan. Negara dan partai politik menjadikannya sebagai alat propaganda, konglomerat menjadikannya sebagai alat untuk melindungi mega bisnisnya, organisasi keagamaan menjadikannya sebagai alat dakwah, lembaga pendidikan menjadikannya alat untuk mendidik, kalangan intertainment menjadikannya sebagai alat untuk menghibur. Semua itu dengan segment pasar masing-masing sesuai dengan lahan garapan masing-masing pula. Meski demikian, toh msih cukup banyak pers yang “benar-benar pers” (katakanlah pers umum) yang lazim disebut sebagai pers yang independen.
Pers Indonesia lahir dari kancah pergerakan nasional untuk membebaskan rakyat dari penjajajahan. Ketika itulah pers bahu membahu dengan kaum pergerakan, bahkan mengambil peran penting dalam perjuangan politik. Pers pada periode itu disebut “pers perjuangan”. Ketika negeri ini memasuki era “demokrasi liberal” di tahun 1950-an, pers sebagai cerminan aspirasi masyarakat, tampil sebagai pers bebas. Ketika Presiden Soekarno mendekritkan “demokrasi terpimpin” (1962) pers Indonesia ikut pula terpimpin. Ketika Presiden Soeharto memperkenalkan “demokrasi pancasila” (1970) – yang hakikatnya sami mawon dengan “demokrasi terpimpin”, pers Indonesia kembali terkekang. Barulah di era reformasi (1989) pers Indonesia benar-benar bebas.
Sayang, belakangan pers sendiri kurang memahami makna “kebebasan pers” sehingga sebagian di antara ribuan penerbitan (yang sudah tak lagi memerlukan izin terbit itu!) tidak lagi berperan sebagai pers yang bertanggung jawab. Ada pers yang bekerja serampangan, mulai dari praktik peliputan di lapangan, pengemasan berita, sampai pengelolaan manajemennya. Di lain pihak, publik yang menyadari akan hak-hak sipilnya mulai berani menyuarakan aspirasi mereka, termasuk memprotes, menggugat (dengan cara yang tidak semestinya – bahkan main hakim sendiri), bahkan meneror wartawan dan kantor media pers. Ini semua adalah dampak dari reformasi, ketika (sebagian) masyarakat mulai terbuka dan menyadari akan hak-hak sipilnya.
Sebagai dampak dari iklim reformasi yang “serba terbuka” itu, kebebasan pers memungkinkan lahirnya media pers yang benar-benar bebas. Apalagi untuk menerbitkan media tak lagi diperlukan izin dari pemerintah. Jumlah pers cetak saja, misalnya, mencapai ribuan. Belum lagi televisi dan radio. Kondisi seperti itu di samping menggembirakan (karena publik bebas berekspresi) dan menghidupkan suasana persaingan, di lain pihak mengkhawatirkan karena cukup banyak media pers yang tidak memenuhi standar kualitas: tidak profesional, dengan integritas yang rendah, yang dikenal sebagai yellow paper, pers kuning, yakni pers yang lebih mengutamakan sensasi.
Dalam kondisi seperti itu, wajar jika muncul media yang diterbitkan bukan untuk memperjuangkan idealisme (seperti halnya pers perjuangan atau pers di zaman liberal), melainkan semata-mata sebagai komoditi. Memang, itu tak berarti bahwa pers yang diterbitkan oleh pemodal yang cukup kuat sama sekali tidak peduli pada profesionalisme dan idealisme. Justru profesionalisme dan idealisme dapat terwujud berkat dukungan pemodal yang kuat (tapi yang mengerti akan idealisme pers). Di sini sampailah kita pada persoalan media pers dewasa ini: tanpa dukungan modal besar, media pers bakal “mati muda”. Oleh karena itu diperlukan manajemen yang baik (tidak lagi cukup hanya mengandalkan idealisme!), termasuk trik-trik dalam hal sirkulasi, marketing (pemasaran) dan advertising (periklanan).
Jika kita mengidam-idamkan sebuah pers yang ideal, bagaimanakah seharusnya jati diri seorang wartawan? Meskipun wartawan boleh dikata merupakan profesi terbuka, wartawan yang baik ialah yang memahami perannya sebagaimana telah kita singgung di bagian awal makalah ini, bahwa dia adalah kepanjangan tangan atau penyambung lidah publik. Oleh karena ia mendapat amanat publik sehingga mendapat kesempatan untuk mengakses informasi secara bebas (dalam iklim pers bebas) maka ia harus bertanggung jawab kepada publik, kepada kebenaran, keadilan, kejujuran, common sense, akal sehat. Ia harus benar-benar profesional, sedapat mungkin independen, memiliki integritas yang tinggi – dan jangan lupa: berpihak kepada mereka yang lemah.
Dalam mengakses informasi ia harus obyektif, mendalaminya dari berbagai sudut yang memungkinkan, sehingga dapat memperoleh atau menggambarkan sebuah kasus secara lengkap, akurat dan obyektif. Lepas dari apakah dia mendapat gaji besar atau kecil, wartawan yang baik seharusnya profesional, independen, memiliki integritas yang tinggi. Cuma sayang sekali, banyak perusahaan pers yang “tidak sempat” menyelenggarakan inhouse training bagi wartawan dan redakturnya. Celakanya, ada juga (sebagian) wartawan yang tak mampu menulis berita yang baik. Bahkan ada yang tak faham persyaratan berita yang klasik: 5-W (who, what, when, where, why) dan 1-H (how).
Ia juga tak canggung menulis berbagai jenis berita, mulai dari straight news, breaking news sampai feature. Dengan kata lain, skill (kemampuan, keterampilan) maupun personal quality ataupun integritasnya benar-benar mumpuni. Lebih dari itu, ia punya the nose of news (kemampuan mengendus jenis berita), mana berita yang biasa-biasa saja, dan mana berita yang layak dimuat, atau bahkan eksklusif. Ia mampu melihat dengan jeli apa yang disebut news value – sebagaimana kata Charles A. Dana (1882) lebih seabad silam, “When a dog bite a man that is not a news, but when a man bites a dog that is a news” (Jika ada seokor anjing menggigit orang hal itu bukanlah berita, tapi jika ada orang menggigit anjing hal itu baru berita). Selain itu, ia mampu pula menembus sumber berita, tidak hanya melakukan wawancara yang lazim, melainkan juga mampu melakukan investigative reporting – kemudian menyajikannya sebagai feature yang mendalam, indeph reporting, indeph feature..
Kualitas kepribadian wartawan seperti itu berbanding terbalik dengan mereka yang lazim disebut sebagai “wartawan bodreks”, “wartawan amplop,” “wartawan gadungan”, “wartawan muntaber alias muncul tanpa berita”, WTS (wartawan tanpa surat kabar). Jenis “wartawan yang tersebut belakangan itu harus diwaspadai karena mereka bukanlah wartawan yang sebenarnya. Mereka sering minta uang (bahkan berani memeras) nara sumber. Tapi di lain pihak, inilah repotnya, juga ada nara sumber yang memberi “amplop” kepada wartawan – karena diminta, karena ingin agar namanya jangan dicemarkan, atau karena terbiasa menyogok dalam bisnis. Seharusnya wartawan (yang profesional dan memiliki integritas) merasa tersinggung manakala disodori “amplop”.
Bagaimana menghadapi wartawan sejenis itu? Gampang. Tolak, atau lebih tegas lagi: laporkan kepada polisi sebagai kasus pemerasan. Kalau memang Anda bersih, tidak punya aib yang merugikan publik, seharusnya tidak khawatir diancam akan dicemarkan oleh “wartawan gadungan” di yellow paper (”pers kuning”) atau pers yang sensasional.
Terakhir, jika ada yang bertanya, bagaimana mengukur impact sebuah berita, tentu saja hal itu bukan lagi garapan wartawan atau redaktur sebagai praktisi, melainkan lahan bagi pakar ilmu komunisi (yang pasti bukan petugas humas, public relations) yang bisa berbicara mengenai “realitas media” dan “realitas sosial” dan kaitannya dengan kecenderungan framing di kalangan media.

Selengkapnya.....

Kamis, 31 Januari 2008

Laporan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

BAB I
PENDAHULUAN


Pendidikan Sistem Ganda adalah salah satu wujud nyata, sebagai sarana dalam melatih dalam menerapkan pengetahuan keterampilan kerja yang telah diperoleh di sekolah. Dimana siswa yang bersangkutan ditempatkan dalam suatu instituisi dalam jangka waktu tertentu, sehingga siswa lebih jelas dan mengetahui fungsi dan kedudukannya dalam dunia industri sebagai tenagan siap pakai yang terjun langsung ke masyarakat tanpa menghadapi hambatan.



A. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang membentuk kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan bidangnya.
2. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap professional yang diperlukan siswa untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan bidangnya.
3. Meningkatkan pengalaman siswa pada aspek-aspek usaha yang potensial dalam lapangan kerja yang lain seperti : Struktur Organisasi Usaha, Asosiasi Usaha, Jenjang Karir dan Manajemen Usaha.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memasyarakatkan diri pada suasana/iklim lingkungan kerja yang sebenarnya, tetutama yang berkenan dengan disiplin kerja.
5. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah. Begitu pula sebaliknya.
6. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan kesesuaian pendidikan kejuruan.
7. Memberikan peluang untuk penempatan tamatan dan kerjasama.


B. TUJUAN PENULISAN LAPORAN PELAKSANAAN PSG
1. Siswa mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang terdapat di sekolah, baik teori maupun praktek dan penerapannya didunia usaha.
2. Siswa mampu mencapai alternatif pemecahan masalah kejuruan sesuai dengan bidangnya secara luas dan mendalam yang terungkap dari laporan yang disusunnya.
3. Mengumpulkan data guna kepentingan sekolah dan kepentingan siswa sendiri.
4. Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah dan menunjang peningkatan pengetahuan siswa angkatan selanjutnya.
5. Melatih siswa / siswi dalam membuat sebuah karya tulis atau laporan.
6. Sebagai bentuk laporan PSG yang diajukan untuk memenuhi persyaratan menghadapi UAS / UAN Tahun 2007 / 2008.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam pembuatan laporan ini, penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan sebagai bahan untuk mendukung keabsahan dari laporan ini. Dalam pembuatan laporan ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :
1. Metode Observasi
Dilakukan dengan cara mengamati, mengumpulkan data dan menganalisa masalah maupun keterangan, terutama di Logistik Produk Obat Jadi (LPOJ).
2. Metode Interview
Dilakukan dengan mengadakan wawancara / tanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia industri dimana penulis melakukan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
3. Metode Literatur
Dilakukan dengan cara membaca buku-buku atau artikel tentang dunia usaha dimana penulis melakukan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
D. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Dari pengamatan penulis selama melaksanakan PSG maka laporan ini diberi judul “Pendistribusian Produk Jadi” di PT. INDOFARMA. Adapun alasan judul tersebut, yaitu :
1. Sesuai dengan data-data yang diperoleh di tempat PSG.
2. Untuk mengetahui tata cara pendistribusian produk jadi di PT. INDOFARMA.
3. Penulis ingin mengetahui kegunaan stellling yang akan di data untuk dicocokkan di PT. INDOFARMA.

E. SISTEM PENDISTRIBUSIAN LAPORAN
Untuk mempermudah pembahasan dalam uraian laporan ini, maka penulis mencoba mengajukan sebagaimana uraiannya pada Bab-bab tersebut sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam Bab ini penulis menyajikan tentang tujuan Pendidikan Sistem Ganda, Tujuan Penulisan Laporan, Metode Pengumpulan Data.

BAB II : TINJAUAN UMUM
Tinjauan Umum PT. INDOFARMA Tbk yang terdiri dari :
- Pengertian
- Sejarah PT.
- Struktur Organisasi
- Lokasi Usaha
- Visi dan Misi
- Jasa-jasa Pelayanan PT. Indofarma
- Tata Cara Pendistribusian Produk Jadi
- Kartu Steling
BAB III : STRUKTUR ORGANISASI
Dalam hal ini penulis menggambarkan dengan jelas tentang Struktur Organisasi Perusahaan.

BAB IV : TINJAUAN KHUSUS
Merupakan inti dari perusahaan Laporan yaitu mengenai Pendataan dari Pencatatan Kartu Steling di PT. Indofarma Tbk.

BAB V : PENUTUP
Dalam Bab ini penulis menyajikan tentang kesimpulan dan Saran-saran.
















BAB II
TINJAUAN UMUM

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PT. INDOFARMA TBK.
PT. Indofarma Tbk yang berdiri sejak tahun 1918 merupakan Badan Usaha Milik Negara di bawah Departemen Kesehatan. Pada mulanya hanya mengadakan kegiatan pembuatan salep dan pemotong kain kasa pembalut yang dilakukan di Centrale Burgeijke Zisukeninrichring (CBZ) dengan lokasi yang terpisah-pisah dan yang sekarang dikenal dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Jakarta. Sejak tahun 1931, pabrik berkembang dengan jenis produksi yang bertambah yaitu obat suntik dan tablet, sedangkan lokasi pabrik ke jalan Tambak No. 2 Manggarai, Jakarta.
Pada saat penyerahan kedaulatan dari Pemerintah Belanda pada Pemerintahan Indonesia tahun 1950, pabrik obat Manggarai diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia yaitu Departemen Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Farmasi. Selama kurun waktu tahun 1960 – 1967 pabrik tersebut berada di bawah naungan badan perlengkapan Kesehatan (Baperkas), disamping dua badan lain yaitu Dep Farmasi pusat dan Lembaga Farmasi Nasional dan kemudian menjadi Pusat Pemerintah Obat dan Makanan. Sejak dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 008/III/Am/67, tanggal 14 Februari 1967, nama Pabrik Obat Manggarai dibuah menjadi pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan dan ditetapkan sebagai operatif setingkat Direktorat Jenderal Farmasi dengan tugas pokok yaitu memproduksi obat-obat berdasarkan pesanan Departemen Kesehatan RI. Tahun 1969 -1975 pabrik direnovasi, dan selanjutnya tahun 1979 ditetapkan sebagai pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan.
Pada tahun 1975 dikeluarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 125/VI/KAB/BU/75 tentang struktur organisasi Departemen Keshatan ini tidak termasuk dalam keputusan tersebut sehimngga statusnya tidak jelas. Hal ini berlangsung hingg tahun 1978. Adanya kebijaksanaan Pemerintah tanggal 15 November 1978 dalam ekonomi dan keuangan, menyebabkan harga obat dan mendadak melambung tinggi sehingga persediaan obat terutama di Puskesmas mengalami kekosongan kesulitan mendapatkan obat. Hal ini menyadarkan alat dan sarana yang dapat digunakan untuk mengendalikan mekanisme pengadaan obat dalam jumlah cukup, memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan distribusi yang merata serta harga yang terjangkau oleh kemampuan dan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, dikeluarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 418/Menkes/SK/XII/78 tanggal 6 Desember 1978 sehingga Farmasi ini dapat melakukan aktifitas kembali sesuai dengan fungsinya. Disebutkan pula tentang Pusat Produksi Farmasi yang bertugas membantu usaha pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan di bidang kesehatan, yaitu memproduksi obat-obatan untuk rumah sakit baik. PT. Indofarma Tbk, terus mengembangkan diri dalam Pemerintah dan Pusat kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkannya, diputuskan untuk mendirikan pabrik sebagai pengganti sekaligus untuk memperluas pusat produksi Farmasi Departemen Kesehatan.
Pada tanggal 11 Juli 1981, berdasarkan PP No. 20 Tahun 1981, Pusat Produksi Farmasi diubah menjadi perusahaan umum dengan nama Indonesia Farma (Perum Indofarma). Realisasi dilakukan tanggal 1 April 1988 dengan muali dibangunnya pabrik baru yang modern sesuai dengan konsep dan persyaratan CPOB yang berlokasi di Desa Gandasari, Cibitung, Bekasi dengan bantuan alat dan teknologi dari Italia. Mulai pertengahan tahun 1991, hamper seluruh kegiatan produksi telah menempati lokasi di Cibitung, kecuali sediaan steril yang baru diresmikan tanggal 31 Januari 1955 oleh Menteri Kesehatan RI dengan dana pembangunan seluruhnya ditanggung oleh Perum Indofarma.
Pada tanggal 26 Januari 1996, Perum Indofarma diubah menjadi Perseroan Terbatas Indofarma (PT. Indofarma). Untuk itu mengantisipasi perubahan dan meningkatkan daya saing, maka dilakukan akuisisi PT. Riasima Abadi yang merupakan prosedur bahan baku Farmasi dan dilakukan renovasi pada bagian Litbang pada tahun 1966 – 1997.
Pada tahun 1999 dibangun Extraction Plant dan didirikan perusahaan PT. Indofarma Global Medika (PT. IGM) sebagai distributor dengan 23 cabang diseluruh Indonesia. Tahun 2000 dibangun juga pabrik makanan di Lippo Cikarang Industrial Estate Jawa Barat, dan memperoleh sertifikat ISO 9002 khususnya untuk unit produksi steril, yang pada tahun 2001 ditingkatkan menjadi ISO 9001 untuk seluruh unit produksi termasuk unit produksi Herbal Medicine (Extraction Plant) dan Litbang. Sedangkan untuk unit produksi FOOD PRODUCTION memperoleh sertifikat ISO sejak Mei 2002.
Mulai 17 April 2001 Indofarma (Persero), melakukan penawaran saham perdana kepada masyarakat dan mendaftarkan seluruh saham perseroan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dan statusnya berubah menjadi PT. Indofarma (Persero). PT. Indofarma (persero) Tbk meningkatkan investasi penyertaan modalnya pada PT. Riasima Abadi Farma dari 43,5% menjadi 50,8% sebagai pemegang saham mayoritas.
Bisnis Retail apotek yang dirintis sejak Oktober 2001 telah mengembangkan 14 Apotek di Jawa dan Bali yang selanjutnya akan terus ditingkatkan di seluruh Indonesia, pengembangan kerjasama dengan partner strategis juga telah dilaksanakan dengan berbagai pihak di luar negeri.
1. Misi, Visi dan Logo PT. Indofarma Tbk.
PT. Indofarma Tbk, mempunyai visi yaitu menjadi perusahaan Farmasi yagn berdaya saing global dan menjadi pemain terkemuka dalam bisnis Farmasi nasional dan regional.
PT. Indofarma Tbk, memilik misi antara lain adalah :
a. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk Farmasi dan produk kesehatan lainnya yang mempunyai keuntugan kompetitif.
b. Meningkatkan bisnis Farmasi dan bisnis pelayanan kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat dan semua pihak yang terkait dengan perusahaan.
c. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia sehingga dapat berperan dalam pengembangan industri Farmasi nasional.
Motto PT. Indofarma TBk. Adalah “Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik” (For The Betterment of life) artinya bahwa PT. Indofarma Tbk, akan berusaha meningkatkan mutu produknya untuk mencapai kehidupan yang lebih pengabdian menuju kehidupan yang lebih baik melalui kerja keras, profesionalisme, kreatif, jujur, inovatif dengan kualitas yang meyakinkan. Sedangkan untuk memacu semangat karyawan, PT. Indofarma mempunyai motto “The Future is Ours, Let’s Change” demi menuju perubahan yang lebih baik di masa depan.
PT. Indofarma Tbk, memiliki logo “INF” yang melambangkan kependekan nama perusahaan, logo hadir tanpa bingkai menggambarkan pengabdian Indofarma dibidang kesehatan masyarakat, dengan warna biru yang melambangkan warna langit yang tidak terbatas, menggambarkan sifat pengabdian Indofarma yang tidak terbatas.
Keleluasaan pengabdian diperluas dengan gradiasi warna yang memiliki dimensi yang luas. Upaya pelayanan Indofarma kepada masyarakat tersirat dalam ritme dari garis luas dan lengkung, artinya Indofarma siap melindungi masyarakat dari penyakit dan mewujudkan dan mendukung masyarakat untuk mewujudkan kesehatan. Posisi miring melambangkan dinamika perusahaan yaitu tidak terpaku pada konvensi-konvensi yang sudah ada, mengikuti perkembangan zaman dan inovatif tetapi mengikuti gerak laju teknologi khususnya di bidang farmasi.

2. Kedudukan, Fungsi dan Peran
PT. Indofarma Tbk, adalah suatu Badan Usaha Milik Negara yang memproduksi obat-obatan penting dan merupakan produsen obat generic berlogo. PT. Indofarma Tbk, mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan kemanfaatan umum dibidang Farmasi dalam arti yang seluas-luasnya terutama dalam bidang pengadaan produksi Farmasi yang sangat diperlukan seperti obat dan sarana kesehatan, baik di pusat maupun di daerah yaitu untuk pelayanan kesehatan pemerintah maupun masyarakat umum.
2) Mendapatkan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan untuk membiayai serta mengembangkan perusahaan dan untuk disumbangkan bagi pembangunan Nasional sesuai dengan kemampuan perusahaan.
Peran PT. Indofarma Tbk antara lain dapat dilihat dari setiap kebijakan operasional maupun arah pengembangan perusahaan, yaitu :
a. Andalan utama produsen obat esensial bermutu. Dengan demikian, PT. Indofarma Tbk merupakan pemasok terbesar obat esensial dan menggunakan sebagian besar kapasitas produksinya untuk memproduksi obat esensial.
b. Sesuai dengan kebijakan sekaligus motto perusahaan yaitu “Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik”, yang artinya bahwa PT. Indofarma Tbk, akan selalu berusaha untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik. PT. Indofarma Tbk, sebagai Badan Usaha Milik Negara di bentuk untuk memenuhi upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh dan terpadu termasuk pemerataan penyediaan obat yang bermutu dengan harga terjangkau.
c. PT. Indofarma, sebagai tempat pelatihan bagi tenanga Farmasi dan Profesi lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Industri Farmasi.

3. Kebijakan Mutu Perusahaan
a. Mutu dijadikan prioritas pertama dengan kepuasan pelanggan eksternal maupun internal.
b. Mutu mencakup seluruh kegiatan perusahaan, mulai dari penelitian dan pengembangan produksi sampai dengan pemasaran.
c. Mutu di bangun dalam sistem manajemen mutu terpadu oleh semua pihak melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang efektif dan efisien.
d. Mutu terutama ditentukan oleh faktor manusia, karena itu pendidikan dan pelatihan bagi karyawan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Mutu selalu dijaga dan ditingkatkan sesuai kebutuhan pelanggan dengan memperhatikan kemampuan daya saing melalui proses yang dapat menekan biaya mutu.

4. Produk
Produk-produk yang dihasilkan PT. Indofarma Tbk, antara lain :
a. Produk ethical (OGB, lisensi, nama dagang)
PT. Indofarma Tbk, memproduksi obat generic ethical sebagai produk utama. Selain itu juga memproduksi obat dengan nama dagang dan lisensi. Saat ini PT. Indofarma Tbk, mulai memperluas target pasar dengan memproduksi obat branded generic atau nama dagang dengan harga terjangkau yang merupakan program pemerintah untuk penyediaan obat bagi masyarakat.
b. OTC dan herbal medicines
Dalam rangka mengembangkan sumber daya alam di Indonesia, PT. Indofarma Tbk, telah mengembangkan obat asli Indonesia seperti Prolipid, Prouric, Probagin dan lainnya. Disamping itu diproduksi pula Biovision, Bioprost, Bioginko dan lainnya. Sedangkan obat OTC yang diproduksi antara lain OBH Plus, Proflu, Ferrolat, Indomaag, Bioralit dan produk terbaru yaitu OB Indo Jahe dan Biofibra.
c. Alat Kesehatan
Selain memproduksi obat, PT. Indofarma TBk, juga bekerja sama dengan perusahaan luar negeri memasarkan dan mendistribusikan alat kesehatan seperti kateter, urin bag, blood bag, dispossibel syringe dan lain-lain.
d. Produk lainnya
Produk lain dibidang pelayanan kesehatan yang diproduksi sendiri antara lain Inflant Food (Makanan pendamping ASI), mesin-mesin Farmasi (Mesin blistering, mesin striping, dengan merk Indomach) dan test kit untuk menguji garam iodium.

5. Struktur Organisasi PT. Indofarma
PT. Indofarma Tbk, dipimpin oleh seorang direktur utama dibantu oleh 4 orang direktur, yaitu dikretur produksi, pemasaran, keuangan dan direktur umum. Masing-masing direktur membawahi bidang dan seksi. Bagian lain yang bertanggung jawab langsung kepada direktur utama adalah sekretaris direksi, satuan pengawasan intern (SI), pemasaran argomedicine, kepala divisi bisnis retail perapotikan, pengembangan bisnis dan ekspor, pusat produktivitas, Corporate Secretary, dan bagian penelitian dan pengembangan (Litbang) produk.



Selengkapnya.....