Kamis, 31 Januari 2008

Laporan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

BAB I
PENDAHULUAN


Pendidikan Sistem Ganda adalah salah satu wujud nyata, sebagai sarana dalam melatih dalam menerapkan pengetahuan keterampilan kerja yang telah diperoleh di sekolah. Dimana siswa yang bersangkutan ditempatkan dalam suatu instituisi dalam jangka waktu tertentu, sehingga siswa lebih jelas dan mengetahui fungsi dan kedudukannya dalam dunia industri sebagai tenagan siap pakai yang terjun langsung ke masyarakat tanpa menghadapi hambatan.



A. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang membentuk kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan bidangnya.
2. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap professional yang diperlukan siswa untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan bidangnya.
3. Meningkatkan pengalaman siswa pada aspek-aspek usaha yang potensial dalam lapangan kerja yang lain seperti : Struktur Organisasi Usaha, Asosiasi Usaha, Jenjang Karir dan Manajemen Usaha.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memasyarakatkan diri pada suasana/iklim lingkungan kerja yang sebenarnya, tetutama yang berkenan dengan disiplin kerja.
5. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah. Begitu pula sebaliknya.
6. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan kesesuaian pendidikan kejuruan.
7. Memberikan peluang untuk penempatan tamatan dan kerjasama.


B. TUJUAN PENULISAN LAPORAN PELAKSANAAN PSG
1. Siswa mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang terdapat di sekolah, baik teori maupun praktek dan penerapannya didunia usaha.
2. Siswa mampu mencapai alternatif pemecahan masalah kejuruan sesuai dengan bidangnya secara luas dan mendalam yang terungkap dari laporan yang disusunnya.
3. Mengumpulkan data guna kepentingan sekolah dan kepentingan siswa sendiri.
4. Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah dan menunjang peningkatan pengetahuan siswa angkatan selanjutnya.
5. Melatih siswa / siswi dalam membuat sebuah karya tulis atau laporan.
6. Sebagai bentuk laporan PSG yang diajukan untuk memenuhi persyaratan menghadapi UAS / UAN Tahun 2007 / 2008.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam pembuatan laporan ini, penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan sebagai bahan untuk mendukung keabsahan dari laporan ini. Dalam pembuatan laporan ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :
1. Metode Observasi
Dilakukan dengan cara mengamati, mengumpulkan data dan menganalisa masalah maupun keterangan, terutama di Logistik Produk Obat Jadi (LPOJ).
2. Metode Interview
Dilakukan dengan mengadakan wawancara / tanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia industri dimana penulis melakukan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
3. Metode Literatur
Dilakukan dengan cara membaca buku-buku atau artikel tentang dunia usaha dimana penulis melakukan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
D. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Dari pengamatan penulis selama melaksanakan PSG maka laporan ini diberi judul “Pendistribusian Produk Jadi” di PT. INDOFARMA. Adapun alasan judul tersebut, yaitu :
1. Sesuai dengan data-data yang diperoleh di tempat PSG.
2. Untuk mengetahui tata cara pendistribusian produk jadi di PT. INDOFARMA.
3. Penulis ingin mengetahui kegunaan stellling yang akan di data untuk dicocokkan di PT. INDOFARMA.

E. SISTEM PENDISTRIBUSIAN LAPORAN
Untuk mempermudah pembahasan dalam uraian laporan ini, maka penulis mencoba mengajukan sebagaimana uraiannya pada Bab-bab tersebut sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam Bab ini penulis menyajikan tentang tujuan Pendidikan Sistem Ganda, Tujuan Penulisan Laporan, Metode Pengumpulan Data.

BAB II : TINJAUAN UMUM
Tinjauan Umum PT. INDOFARMA Tbk yang terdiri dari :
- Pengertian
- Sejarah PT.
- Struktur Organisasi
- Lokasi Usaha
- Visi dan Misi
- Jasa-jasa Pelayanan PT. Indofarma
- Tata Cara Pendistribusian Produk Jadi
- Kartu Steling
BAB III : STRUKTUR ORGANISASI
Dalam hal ini penulis menggambarkan dengan jelas tentang Struktur Organisasi Perusahaan.

BAB IV : TINJAUAN KHUSUS
Merupakan inti dari perusahaan Laporan yaitu mengenai Pendataan dari Pencatatan Kartu Steling di PT. Indofarma Tbk.

BAB V : PENUTUP
Dalam Bab ini penulis menyajikan tentang kesimpulan dan Saran-saran.
















BAB II
TINJAUAN UMUM

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PT. INDOFARMA TBK.
PT. Indofarma Tbk yang berdiri sejak tahun 1918 merupakan Badan Usaha Milik Negara di bawah Departemen Kesehatan. Pada mulanya hanya mengadakan kegiatan pembuatan salep dan pemotong kain kasa pembalut yang dilakukan di Centrale Burgeijke Zisukeninrichring (CBZ) dengan lokasi yang terpisah-pisah dan yang sekarang dikenal dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Jakarta. Sejak tahun 1931, pabrik berkembang dengan jenis produksi yang bertambah yaitu obat suntik dan tablet, sedangkan lokasi pabrik ke jalan Tambak No. 2 Manggarai, Jakarta.
Pada saat penyerahan kedaulatan dari Pemerintah Belanda pada Pemerintahan Indonesia tahun 1950, pabrik obat Manggarai diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia yaitu Departemen Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Farmasi. Selama kurun waktu tahun 1960 – 1967 pabrik tersebut berada di bawah naungan badan perlengkapan Kesehatan (Baperkas), disamping dua badan lain yaitu Dep Farmasi pusat dan Lembaga Farmasi Nasional dan kemudian menjadi Pusat Pemerintah Obat dan Makanan. Sejak dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 008/III/Am/67, tanggal 14 Februari 1967, nama Pabrik Obat Manggarai dibuah menjadi pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan dan ditetapkan sebagai operatif setingkat Direktorat Jenderal Farmasi dengan tugas pokok yaitu memproduksi obat-obat berdasarkan pesanan Departemen Kesehatan RI. Tahun 1969 -1975 pabrik direnovasi, dan selanjutnya tahun 1979 ditetapkan sebagai pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan.
Pada tahun 1975 dikeluarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 125/VI/KAB/BU/75 tentang struktur organisasi Departemen Keshatan ini tidak termasuk dalam keputusan tersebut sehimngga statusnya tidak jelas. Hal ini berlangsung hingg tahun 1978. Adanya kebijaksanaan Pemerintah tanggal 15 November 1978 dalam ekonomi dan keuangan, menyebabkan harga obat dan mendadak melambung tinggi sehingga persediaan obat terutama di Puskesmas mengalami kekosongan kesulitan mendapatkan obat. Hal ini menyadarkan alat dan sarana yang dapat digunakan untuk mengendalikan mekanisme pengadaan obat dalam jumlah cukup, memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan distribusi yang merata serta harga yang terjangkau oleh kemampuan dan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, dikeluarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 418/Menkes/SK/XII/78 tanggal 6 Desember 1978 sehingga Farmasi ini dapat melakukan aktifitas kembali sesuai dengan fungsinya. Disebutkan pula tentang Pusat Produksi Farmasi yang bertugas membantu usaha pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan di bidang kesehatan, yaitu memproduksi obat-obatan untuk rumah sakit baik. PT. Indofarma Tbk, terus mengembangkan diri dalam Pemerintah dan Pusat kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkannya, diputuskan untuk mendirikan pabrik sebagai pengganti sekaligus untuk memperluas pusat produksi Farmasi Departemen Kesehatan.
Pada tanggal 11 Juli 1981, berdasarkan PP No. 20 Tahun 1981, Pusat Produksi Farmasi diubah menjadi perusahaan umum dengan nama Indonesia Farma (Perum Indofarma). Realisasi dilakukan tanggal 1 April 1988 dengan muali dibangunnya pabrik baru yang modern sesuai dengan konsep dan persyaratan CPOB yang berlokasi di Desa Gandasari, Cibitung, Bekasi dengan bantuan alat dan teknologi dari Italia. Mulai pertengahan tahun 1991, hamper seluruh kegiatan produksi telah menempati lokasi di Cibitung, kecuali sediaan steril yang baru diresmikan tanggal 31 Januari 1955 oleh Menteri Kesehatan RI dengan dana pembangunan seluruhnya ditanggung oleh Perum Indofarma.
Pada tanggal 26 Januari 1996, Perum Indofarma diubah menjadi Perseroan Terbatas Indofarma (PT. Indofarma). Untuk itu mengantisipasi perubahan dan meningkatkan daya saing, maka dilakukan akuisisi PT. Riasima Abadi yang merupakan prosedur bahan baku Farmasi dan dilakukan renovasi pada bagian Litbang pada tahun 1966 – 1997.
Pada tahun 1999 dibangun Extraction Plant dan didirikan perusahaan PT. Indofarma Global Medika (PT. IGM) sebagai distributor dengan 23 cabang diseluruh Indonesia. Tahun 2000 dibangun juga pabrik makanan di Lippo Cikarang Industrial Estate Jawa Barat, dan memperoleh sertifikat ISO 9002 khususnya untuk unit produksi steril, yang pada tahun 2001 ditingkatkan menjadi ISO 9001 untuk seluruh unit produksi termasuk unit produksi Herbal Medicine (Extraction Plant) dan Litbang. Sedangkan untuk unit produksi FOOD PRODUCTION memperoleh sertifikat ISO sejak Mei 2002.
Mulai 17 April 2001 Indofarma (Persero), melakukan penawaran saham perdana kepada masyarakat dan mendaftarkan seluruh saham perseroan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dan statusnya berubah menjadi PT. Indofarma (Persero). PT. Indofarma (persero) Tbk meningkatkan investasi penyertaan modalnya pada PT. Riasima Abadi Farma dari 43,5% menjadi 50,8% sebagai pemegang saham mayoritas.
Bisnis Retail apotek yang dirintis sejak Oktober 2001 telah mengembangkan 14 Apotek di Jawa dan Bali yang selanjutnya akan terus ditingkatkan di seluruh Indonesia, pengembangan kerjasama dengan partner strategis juga telah dilaksanakan dengan berbagai pihak di luar negeri.
1. Misi, Visi dan Logo PT. Indofarma Tbk.
PT. Indofarma Tbk, mempunyai visi yaitu menjadi perusahaan Farmasi yagn berdaya saing global dan menjadi pemain terkemuka dalam bisnis Farmasi nasional dan regional.
PT. Indofarma Tbk, memilik misi antara lain adalah :
a. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk Farmasi dan produk kesehatan lainnya yang mempunyai keuntugan kompetitif.
b. Meningkatkan bisnis Farmasi dan bisnis pelayanan kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat dan semua pihak yang terkait dengan perusahaan.
c. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia sehingga dapat berperan dalam pengembangan industri Farmasi nasional.
Motto PT. Indofarma TBk. Adalah “Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik” (For The Betterment of life) artinya bahwa PT. Indofarma Tbk, akan berusaha meningkatkan mutu produknya untuk mencapai kehidupan yang lebih pengabdian menuju kehidupan yang lebih baik melalui kerja keras, profesionalisme, kreatif, jujur, inovatif dengan kualitas yang meyakinkan. Sedangkan untuk memacu semangat karyawan, PT. Indofarma mempunyai motto “The Future is Ours, Let’s Change” demi menuju perubahan yang lebih baik di masa depan.
PT. Indofarma Tbk, memiliki logo “INF” yang melambangkan kependekan nama perusahaan, logo hadir tanpa bingkai menggambarkan pengabdian Indofarma dibidang kesehatan masyarakat, dengan warna biru yang melambangkan warna langit yang tidak terbatas, menggambarkan sifat pengabdian Indofarma yang tidak terbatas.
Keleluasaan pengabdian diperluas dengan gradiasi warna yang memiliki dimensi yang luas. Upaya pelayanan Indofarma kepada masyarakat tersirat dalam ritme dari garis luas dan lengkung, artinya Indofarma siap melindungi masyarakat dari penyakit dan mewujudkan dan mendukung masyarakat untuk mewujudkan kesehatan. Posisi miring melambangkan dinamika perusahaan yaitu tidak terpaku pada konvensi-konvensi yang sudah ada, mengikuti perkembangan zaman dan inovatif tetapi mengikuti gerak laju teknologi khususnya di bidang farmasi.

2. Kedudukan, Fungsi dan Peran
PT. Indofarma Tbk, adalah suatu Badan Usaha Milik Negara yang memproduksi obat-obatan penting dan merupakan produsen obat generic berlogo. PT. Indofarma Tbk, mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan kemanfaatan umum dibidang Farmasi dalam arti yang seluas-luasnya terutama dalam bidang pengadaan produksi Farmasi yang sangat diperlukan seperti obat dan sarana kesehatan, baik di pusat maupun di daerah yaitu untuk pelayanan kesehatan pemerintah maupun masyarakat umum.
2) Mendapatkan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan untuk membiayai serta mengembangkan perusahaan dan untuk disumbangkan bagi pembangunan Nasional sesuai dengan kemampuan perusahaan.
Peran PT. Indofarma Tbk antara lain dapat dilihat dari setiap kebijakan operasional maupun arah pengembangan perusahaan, yaitu :
a. Andalan utama produsen obat esensial bermutu. Dengan demikian, PT. Indofarma Tbk merupakan pemasok terbesar obat esensial dan menggunakan sebagian besar kapasitas produksinya untuk memproduksi obat esensial.
b. Sesuai dengan kebijakan sekaligus motto perusahaan yaitu “Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik”, yang artinya bahwa PT. Indofarma Tbk, akan selalu berusaha untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik. PT. Indofarma Tbk, sebagai Badan Usaha Milik Negara di bentuk untuk memenuhi upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh dan terpadu termasuk pemerataan penyediaan obat yang bermutu dengan harga terjangkau.
c. PT. Indofarma, sebagai tempat pelatihan bagi tenanga Farmasi dan Profesi lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Industri Farmasi.

3. Kebijakan Mutu Perusahaan
a. Mutu dijadikan prioritas pertama dengan kepuasan pelanggan eksternal maupun internal.
b. Mutu mencakup seluruh kegiatan perusahaan, mulai dari penelitian dan pengembangan produksi sampai dengan pemasaran.
c. Mutu di bangun dalam sistem manajemen mutu terpadu oleh semua pihak melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang efektif dan efisien.
d. Mutu terutama ditentukan oleh faktor manusia, karena itu pendidikan dan pelatihan bagi karyawan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Mutu selalu dijaga dan ditingkatkan sesuai kebutuhan pelanggan dengan memperhatikan kemampuan daya saing melalui proses yang dapat menekan biaya mutu.

4. Produk
Produk-produk yang dihasilkan PT. Indofarma Tbk, antara lain :
a. Produk ethical (OGB, lisensi, nama dagang)
PT. Indofarma Tbk, memproduksi obat generic ethical sebagai produk utama. Selain itu juga memproduksi obat dengan nama dagang dan lisensi. Saat ini PT. Indofarma Tbk, mulai memperluas target pasar dengan memproduksi obat branded generic atau nama dagang dengan harga terjangkau yang merupakan program pemerintah untuk penyediaan obat bagi masyarakat.
b. OTC dan herbal medicines
Dalam rangka mengembangkan sumber daya alam di Indonesia, PT. Indofarma Tbk, telah mengembangkan obat asli Indonesia seperti Prolipid, Prouric, Probagin dan lainnya. Disamping itu diproduksi pula Biovision, Bioprost, Bioginko dan lainnya. Sedangkan obat OTC yang diproduksi antara lain OBH Plus, Proflu, Ferrolat, Indomaag, Bioralit dan produk terbaru yaitu OB Indo Jahe dan Biofibra.
c. Alat Kesehatan
Selain memproduksi obat, PT. Indofarma TBk, juga bekerja sama dengan perusahaan luar negeri memasarkan dan mendistribusikan alat kesehatan seperti kateter, urin bag, blood bag, dispossibel syringe dan lain-lain.
d. Produk lainnya
Produk lain dibidang pelayanan kesehatan yang diproduksi sendiri antara lain Inflant Food (Makanan pendamping ASI), mesin-mesin Farmasi (Mesin blistering, mesin striping, dengan merk Indomach) dan test kit untuk menguji garam iodium.

5. Struktur Organisasi PT. Indofarma
PT. Indofarma Tbk, dipimpin oleh seorang direktur utama dibantu oleh 4 orang direktur, yaitu dikretur produksi, pemasaran, keuangan dan direktur umum. Masing-masing direktur membawahi bidang dan seksi. Bagian lain yang bertanggung jawab langsung kepada direktur utama adalah sekretaris direksi, satuan pengawasan intern (SI), pemasaran argomedicine, kepala divisi bisnis retail perapotikan, pengembangan bisnis dan ekspor, pusat produktivitas, Corporate Secretary, dan bagian penelitian dan pengembangan (Litbang) produk.



1 komentar:

MARDHI DOANK mengatakan...

sangat bagus sekali blogspotnya yaaaa ....